Daily Archives: 6 December 2008

Tatalaksana Luka Bakar

Untuk membedakan antara luka bakar ringan dan luka bakar yang serius, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan derajat dan luasnya permukaan atau jaringan yang terkena. Tiga klasifikasi berdasarkan derajatnya yaitu derajat satu derajat dua dan derajat tiga akan menentukan penanganan gawat darurat yang harus dilakukan.

Luka bakar derajat pertama

Ini adalah luka bakar yang paling ringan dimana hanya lapisan luar kulit saja yang terkena. Kulit akan tampak merah , bengkak dan kadang kadang tearsa sakit. Lapisan luar dari kulit tidak terbakar keseluruhan asmpai tembus . Penanganan pada luka bakar derajat pertama sebagai luka bakar ringan, kecuali jika luka bakar tersebut mengenai bagian bagian yang penting seperti telapak tangan, kaki, wajah, pantat/selangkangan atau mengenai sendi sendi besar

Luka bakar derajat dua.

Luka bakar derajat tiga terjadi jika lapisan kulit terbakar sampai menembus lapisan pertama dan membakar pula lapisan kedua kulit (dermis). Terbentuklah blister/ bulla dan kulit akan menjadi lebih merah dan berbercak, pada kondisi ini penderita akan terasa sakit yang sangat dan bengkak. Jika luka bakar derajat dua ini tidak lebih dari 2-3 inchi diametrnya maka bisa dirawat sebakai luka bakar ringan, akan tetapi jika lebih dari itu dan mengenai telapak tangan, kaki, wajah, pantat/selangkangan atau mengenai sendi sendi besar. Maka penanganan medis segera amat diperlukan.

•Untuk Luka bakar ringan , maka penangannya adalah dengan:

•Dinginkan daerah yang terkena. Aliri daerah yang terkena luka bakar dengan air bersih dingin yang mengalir sampai rasa nyeri berkurang. Jika hal tidak memungkinkan maka celupkanlah pada air dingin atau kompres dingin. Pendinginan akan mengurangi pembengkakan karena menurunkan panas pada kulit akan tetapi jangan menggunakan es untuk mendinginkan

•Tutup luka dengan kassa sterile, jangan menggunakan bahan katun yang terlalu lunak karena bisa mengiritasi kulit. Balutlah dengan longgar dan tidak terlalu menekan, balutlah sehingga luka bakar tidak bersentuhan dengan udara, menurunkan ras nyeri dan melindungi blister

•Gunakan obat penahan rasa nyeri. Ada bermacam obat penahan rasa nyeri yang bisa digunakan.

Luka bakar ringan biasanya bisa sembuh tanpa perawatan lebih lanjut, walaupun kadang sembuh dengan perubahan pigmen sehingga ditempat luka bisa berbeda warna dari sekitarnya. Perlu diwaspadai ananya tanda tanda infeksi seperti tampakan merah, panas badan, bengkak atau bernanah. Cegahlah jangan sampai luka bakar terluka kembali atu terkena sinar matahari yg berlebih karena bisa menyebabkan perubahan pigmen yang meluas. Gunakan krem pelindung cahaya matahari(sunscreen) setidaknya selama satu tahun.

Perhatian

•Jangan menggunakan es saat mendinginkan. Karena bisa menyebabkan frostbite(luka bakar karena dingin) pada kulit.

•Jangan memecah lepuhan (blister). Karena blister yang pecah rawan infeksi.

•Jangan mengolesi luka dengan bahan bahan lain seperti odol, minyak tanah dll karena bisa menyaebabkan infeksi

Luka Bakar Derajat Tiga

Pada luka bakar derajat tiga penderita tidak merasa sakit, dan semua bagian dari kulit terkena, jaringan lemak, otot dan bahkan tulang mungkin terkena. Pada daerah luka bakar bisa tampak warna hitam atau tampak putih dan kering. Kesulitan bernafas, keracunan carbon monoksida dan efek gas beracun lainnya bisa terjadi jika ada trauma inhalasi
Pada Luka Bakar Serius/berat, panggillah bantuan gawat darurat dan sementara itu lakukan langkah berikut:

1.Jangan berusaha membuka baju yang terbakar akan tetapi pastikan tidak ada lagi kontak penderita dengan bahan yang terbakar atau terkena asap/ panas.

2.Jangan mencelupkan luka bakar yang sangat luas pada air dingin karena bisa menyebabkan shok.

3.Perhatikan tanda tanda sirkulasi ( nafas, batuk dan gerakan), lakukan CPR jika tidak ada

4.Tutuplah area yang terkena luka bakar, gunakan perban yang basah, dingin dan steril atau pakaian/handuk bersih dan basah jika tidak ada

NAMA
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=987&idktg=22&idobat=&UID=20080227121617203.130.216.42
Luka Bakar
DEFINISI

Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik.

PENYEBAB

Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.

Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalampun bisa mengalami luka bakar meskipun kulit tidak terbakar.
Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat panas atau zat kaustik (misalnya asam) bisa menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan lambung. Menghirup asap dan udara panas akibat kebakaran gedung bisa menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.

Luka bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 4982° Celsius, yang dihasilkan oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam tubuh manusia.
Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber listrik, karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas sehingga permukaannya terbakar.
Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian tubuh yang jauh lebih luas daripada bagian kulit yang terluka.
Kejutan listrik yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernafasan dan gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak beraturan.

Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk asam dan basa yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan fosfat.

GEJALA

Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka:
Luka bakar derajat I
Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak.
Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih; belum terbentuk lepuhan.
Luka bakar derajat II
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam.
Kulit melepuh, dasarnya tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih. Jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri.
Luka bakar derajat III
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.
Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar.
Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya.
Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan.

Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan.
Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN

Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya lepaskan semua pakaian penderita. Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia (termasuk asam, basa dan senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air.

Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika:
– Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki
– Penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di rumah
– Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun
– Terjadi luka bakar pada organ dalam.

Luka bakar ringan

Jika memungkinkan, luka bakar ringan harus segera dicelupkan ke dalam air dingin. Luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak dan selama mungkin.
Di tempat praktek dokter atau di ruang emergensi, luka bakar dibersihkan secara hati-hati dengan sabun dan air untuk membuang semua kotoran yang melekat. Jika kotoran sukar dibersihkan, daerah yang terluka diberi obat bius dan digosok dengan sikat. Lepuhan yang telah pecah biasanya dibuang.
Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin).

Untuk melindungi luka dari kotoran dan luka lebih lanjut, biasanya dipasang verban.
Sangat penting untuk menjaga kebersihan di daerah yang terluka, karena jika lapisan kulit paling atas (epidermis) mengalami kerusakan maka bisa terjadi infeksi yang dengan mudah akan menyebar. Jika diperlukan, untuk mencegah infeksi bisa diberikan antibiotik,

Untuk mengurangi pembengkakan, lengan atau tungkai yang mengalami luka bakar biasanya diletakkan/digantung dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung.
Pembidaian harus dilakukan pada persendian yang mengalami luka bakar derajat II atau III, karena pergerakan bisa memperburuk keadaan persendian.
Mungkin perlu diberikan obat pereda nyeri selama beberapa hari. Pemberian booster tetanus disesuaikan dengan status imunisasi penderita.

Luka bakar berat

Luka bakar yang lebih berat dan membahayakan nyawa penderitanya harus segera ditangani, sebaiknya dirawat di rumah sakit.
Kepada korban kebakaran biasanya diberikan oksigen melalui sungkup muka (masker) untuk membantu menghadapi efek dari karbon monoksida (gas beracun yang sering terbentuk di lokasi kebakaran).
Di ruang emergensi, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan, luka lainnya di tubuh serta dilakukan pengobatan untuk menggantikan cairan yang hilang dan untuk mencegah infeksi.
Untuk mengobati luka bakar yang berat kadang digunakan terapi oksigen hiperbarik, dimana penderita ditempatkan dalam ruangan khusus yang mengandung oksigen bertekanan tinggi.

Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran, untuk membantu fungsi pernafasan bisa dipasang sebuah selang yang dimasukkan ke dalam tenggorokan.
Selang tersebut perlu dipasang jika cedera menimpa wajah atau jika pembengkakan pada tenggorokan menyebabkan terganggunya fungsi pernafasan.
Jika tidak terjadi gangguan pada sistem pernafasan maka yang perlu dilakukan hanya memberikan oksigen tambahan melalui sungkup muka.

Setelah daerah yang terluka dibersihkan, lalu dioleskan krim atau salep antibiotik dan dibungkus dengan verban steril.
Verban biasanya diganti sebanyak 2-3 kali/hari.
Luka bakar yang luas sangat rentan terhadap infeksi berat karena itu biasanya diberikan antibiotik melalui infus.
Mungkin perlu diberikan booster tetanus.

Luka bakar luas bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh, karena itu untuk menggantikannya diberikan cairan melalui infus.
Luka bakar dalam bisa menyebabkan mioglonulinuria, yaitu suatu keadaan dimana protein mioglobulin dilepaskan dari otot yang rusak dan menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tidak segera diberikan cairan yang memadai, bisa terjadi kegagalan ginjal.

Kulit yang terbakar akan membentuk permukaan yang keras dan tebal yang disebut eskar, yang bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah ke daerah tersebut.
Untuk mengurangi ketegangan pada jaringan yang sehat dibawahnya, biasanya dilakukan eskarotomi (pemotongan eskar).

Jika luasnya tidak lebih dari uang logam 50 sen dan terjaga kebersihannya, luka bakar yang dalampun bisa pulih dengan sendirinya. Tetapi jika lapisan kulit dibawahnya mengalami kerusakan yang luas, biasanya perlu dilakukan pencangkokkan kulit (skin graft).
Bagian kulit yang sehat bisa berasal dari tubuh penderita sendiri (autograft), dari donor hidup maupun dari kulit orang yang sudah meninggal (allograft), atau dari mahluk lain selain manusia (xenograft, biasanya babi karena kulitnya paling mirip dengan kulit manusia.
Autograft sifatnya permanen, tetapi skin graft dari donor (baik manusia maupun hewan) sifatnya sementara, yaitu hanya melindungi daerah yang terbakar pada saat tubuh melakukan penyembuhan sendiri dan 10-14 hari kemudian akan ditolak oleh tubuh.

Biasanya perlu dilakukan terapi fisik dan terapi okupasional untuk meminimalkan jumlah jaringan parut dan untuk mempertahankan sebanyak mungkin fungsi dari daerah yang terbakar.
Secepat mungkin dipasang bidai untuk menjaga agar persendian tetap bisa digerakkan sehingga otot dan kulit tidak menjadi kaku dan memendek. Bidai dipasang sampai terjadi pemulihan yang luas.
Sebelum dilakukan skin graft, persendian yang terkena dilatih terlebih dahulu sehingga kemampuan geraknya meningkat. Setelah graft ditempelkan, biasanya dilakukan pembidaian selama 5-10 hari untuk memastikan bahwa graft telah terpasang sebagaimana mestinya.

Penderita harus mengkonsumsi sejumlah kalori dan gizi yang cukup yang diperlukan untuk proses pemulihan.
Jika usus tidak berfungsi akibat cedera atau pembedahan berulang, zat gizi biasa diberikan melalui infus.

Diperlukan waktu yang lama untuk pemulihan luka bakar yang berat, kadang sampai bertahun-tahun, karena itu penderita bisa mengalami depresi berat sehingga dukungan moril sangat diperlukan dari orang-orang di sekelilingnya.

PROGNOSIS

Pemulihan tergantung kepada kedalaman dan lokasi luka bakar.
Pada luka bakar superfisial (derajat I dan derajat II superfisial), lapisan kulit yang mati akan mengelupas dan lapisan kulit paling luar kembali tumbuh menutupi lapisan di bawahnya.
Lapisan epidermis yang baru dapat tumbuh dengan cepat dari dasar suatu luka bakar superfisial dengan sedikit atau tanpa jaringan parut. Luka bakar superfisial tidak menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit yang lebih dalam (dermis).

Luka bakar dalam menyebabkan cedera pada dermis. Lapisan epidermis yang baru tumbuh secara lambat dari tepian daerah yang terluka dan dari sisa-sisa epidermis di dalam daerah yang terluka. Akibatnya, pemulihan berlangsung sangat lambat dan bisa terbentuk jaringan parut.
Daerah yang terbakar juga cenderung mengalami pengkerutan, sehingga menyebabkan perubahan pada kulit dan mengganggu fungsinya.

Luka bakar ringan pada kerongkongan, lambung dan paru-paru biasanya akan pulih tanpa menimbulkan masalah.
Luka yang lebih berat bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut dan penyempitan. Jaringan parut bisa menghalangi jalannya makanan di dalam kerongkongan dan menghalangi pemindahan oksigen yang normal dari udara ke darah di paru-paru.

Luka Bakar
9/6/2007

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik memanaskan atau mendinginkan. Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama namun pada anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan).

Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan sebagian besar dapat dicegah. Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas.

Luka bakar dangkal dan ringan (superficial) dapat sembuh dengan cepat dan tidak menimbulkan jaringan parut. Namun apabila luka bakarnya dalam dan luas, maka penanganan memerlukan perawatan di fasilitas yang lengkap dan komplikasi semakin besar serta kecacatan dapat terjadi.

Oleh karena itu, semua orang khususnya orangtua, harus meningkatkan pengetahuan mengenai luka bakar dan penanganannya, terutama pada anak-anak.

Epidemiologi

Di rumah sakit anak di Inggris, selama satu tahun, terdapat sekitar 50.000 pasien luka bakar dimana 6400 diantaranya masuk ke perawatan khusus luka bakar. Antara 1997-2002 terdapat 17.237 anak di bawah 5 tahun mendapat perawatan di gawat darurat di 100 rumah sakit di amerika.

Klasifikasi luka bakar

Penanganan luka bakar di luar rumah sakit dibagi menjadi dua. Yaitu fase akut dan fase lanjutan (follow up). Pada fase akut, ada 3 hal yang harus dilakukan. Pertama, menentukan apakah luka bakar perlu di rujuk ke rumah sakit atau tidak. Kedua, mengurangi rasa sakit dan ketiga, mencegah terjadinya infeksi dan perburukan serta mengusahakan penyembuhan. Pada fase lanjutan, penanganan ditujukan untuk rehabilitasi dan pencegahan kecacatan (kekakuan/kontraktur). Pada fase akut perlu pengetahuan untuk menetukan luas area luka bakar, kedalaman luka bakar karena dua faktor ini yang secara dominan menentukan perlu tidaknya perawatan rujukan di fasilitas yang lebih lengkap. Rujukan ke fasilitas lebih lengkap juga dipengaruhi lokasi luka bakar, usia pasien, dan kondisi yang menyertai luka bakar.

Dalamnya luka bakar

Dalamnya luka bakar dilihat dari dalamnya jaringan kulit yang terkena pegaruh luka bakar. Hal ini dapat dilihat dari akibat yang ditimbulkan pada permukaan luka bakar. Untuk klasifikasi dalam luka bakar dan penilaiannya dapat dilihat pada tabel 1. Klasifikasi kedalaman luka bakar

Luas daerah

Selanjutnya dilakukan penilaian mengenai luas daerah yang terena (TBSA-total body surface area). Derah yang hanya mengalami eritema (kemerahan) tanpa adanya gelembung cairan (blister) tidak termasuk dalam penghitungan. Untuk menilai luas luka bakar dapat digunakan metode Lund-Browder. Metode ini berlaku untuk semua usia dan merupakan metode yang akurat untuk diterapkan pada anak-anak. Metode rules of nine merupakan metode yang sesuai untuk dewasa dan dapat dipakai untuk melakukan penilaian cepat pada anak-anak. Metode Lund-Browder dapat dilihat pada tabel 2. Penilaian luas area tubuh menurut Lund-Browder.

Rujukan

Keadaaan dimana luka bakar perlu untuk durujuk :
Luka bakar Partial thickness (superficial) dengan luas daerah >10%, kecuali luka bakar yang sangat superfisial
Semua luka bakar full thickness, kecuali daerah yang sangat kecil
Semua luka bakar yang mengenai wajah, mata, telapak tangan, telapak kaki, genitalia, perineum (sekitar anus) sekalipun daerah luka bakar kurang dari 5-10%
Luka bakar yang melingkar
Luka bakar oleh cairan kimia
Luka bakar akibat aliran listrik (termasuk petir), disebabkan kerusakan jaringan dalam tubuh dapat terjadi akibat aliran listrik yang masuk ke dalam tubuh
Luka bakar yang mencederai saluran napas
Luka bakar pada usia kurang dari 12 bulan
Luka bakar kecil pada pasien dengan permasalahan sosial, termasuk pada anak yang berisiko tinggi

Tipe luka bakar untuk derajat beratnya dan indikasi rawat inap di rumah sakit dapat dilihat pada tabel 3. Derajat Berat Luka Bakar dan Kriteria Rawat.

Tatalaksana

Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling : – Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar – Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi – Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia – Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.

Dapat diberikan penghilang nyeri berupa :
Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg

Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tana bahaya dari ABC (airway, breathing, Circulation)

Airway and breathing

Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.

Circulation

Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.

Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam.

Tatalaksana luka bakar minor
Pemberian pengurang rasa nyeri harus adekuat. Pada anak-anak dapat membutuhkan morfin sebelum penilaian luka bakar dan pembalutan awal.
Pada luka bakar mengenai anggota gerak atas disarankan imobilisasi denga balut dan bidai
Pemeriksaan status tetanus pasien
Pembalutan tertutup disarankan untuk luka bakar partial thickness. Cairan yang keluar dari luka bakar menentukan frekuensi penggantian balutan

Gelembung cairan (blister) memiliki fungsi untuk proteksi dan mengurangi rasa sakit bila tetap dibiarkan utuh selama beberapa hari. Jika gelembung cairan kecil, tidak berada di dekat sendi dan tidak menghalangi pembalutan maka dapat tidak perlu dipecahkan. Gelembung cairan yang besar dan yang meliputi daerah persendian harus dipecah dan dibersihkan. Gelembung cairan yang berubah menjadi opak/keruh setelah beberapa hari menandakan proses infeksi sehingga perlu untuk dibuka dan dibalut.

Luka bakar superfisial / dangkal10% maka lakukan resusitasi cairan dan lakukan penghitungan cairan dari saat waktu kejadian luka bakar. Pasang kateter urin jika luka bakar>15% atau luka bakar daerah perineum NGT-pipa nasogastrik dipasang jika luka bakar>10% berupa deep partial thickness atau full thickness, dan mulai untuk pemberian makanan antara 6-18 jam

Pemberian anti tetanus diperlukan pada luka-luka sebagai berikut :
Disertai patah tulang
Luka yang menembus ke dalam
Luka dengan kontaminasi benda asing (terutama serpihan kayu)
Luka dengan komplikasi infeksi
Luka dengan kerusakan jaringan yang besar (contoh luka bakar)
Luka dengan kontaminasi tanah, debu atau produk cairan atau kotoran kuda
Implantasi ulang dari gigi yang tanggal.

Pemberian anti tetanus dapat dilihat pada tabel 4.

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pada luka bakar mayor. Hal ini untuk menunjang tatalaksana, mengingat luka bakar mayor dapat menyebabkan kerusakan yang lebih berat dan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh yang berat. Hal ini harus dikenali sehingga bisa diatasi secepat mungkin.Pemeriksaan yang dapat dilakukan :Hemoglobin, hematokrit, elektrolit, gula darah, golongan darah, kadar COHb dan kadar sianida (pada luka bakar akiibat kebakaran di ruangan).

Pencegahan luka bakar

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erjadinya luka bakar bagi anak-anak di rumah :

I. dapur
Jauhkan anak-anak dari oven dan pemanggang. Ciptakan zona larangan di sekitarnya untuk anak-anak
jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah membawa makanan panas dan minuman panas dengan satu tangan dengan ketika ada anak-anak di sekitar anda
jangan masukkan botol susu anank ke dalam mikrowave; dapat menimbulkan daerah yang panas
cicipi setiap makanan yang akan dihidangkan
singkirkan taplak meja menjuntai ketika di rumah ada anak yang seang belajar merangkak
jauhkan dan simpan bahan kimia (pemutih, amonia) yang dapat menyebabkan luka bakar kimia.
simpan korek api, lilin jauh dari jangkauan. Jangan pernah biarkan lilin menyala tanpa pengawasan.
Beli alat-alat listrik dengan kabel yang pendek dan tidak mudah lepas atau menggantung.

II. Kamar mandi
Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120°F (48,8°C) atau lebih rendah. Umumnya air panas untuk anak sebaiknya suhunya tidak lebih dari 100°F (37,7°C). Jangan biarkan anak bermain degan keran atau shower.

III. Di setiap ruangan
Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan kabel listrik
Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi
Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu tahun/kali

Tabel 1.klasifikasi kedalaman luka bakar

karakteristik

klasifikasi
penyebab
Penampakan luar
Sensasi
Waktu penyembuhan
Jarungan parut

Luka bakar dangkal (superficial burn)
Sinar UV, paparan nyala api
Kering dan merah; memucat dengan penekanan
nyeri
3 – 6 hari
Tidak terjadi jaringan parut

Luka bakar sebagian dangkal (superficial partial-thickness burn)
Cairan atau uap panas (tumpahan atau percikan), paparan nyala api
Gelembung berisi cairan, berkeringat, merah; memucat dengan penekanan
Nyeri bila terpapar udara dan panas
7-20 hari
Umumnya tidak terjadi jaringan parut; potensial untuk perubahan pigmen

Luka bakar sebagian dalam (deep partial-thickness burn)
Cairan atau uap panas (tumpahan), api, minyak panas
Gelembung berisi cairan (rapuh); basah atau kering berminyak, berwarna dari putih sampai merah; tidak memucat dengan penekanan
Terasa dengan penekanan saja
>21 hari
Hipertrofi, berisiko untuk kontraktur (kekakuan akibat jaringan parut yang berlebih)

Luka bakar seluruh lapisan (full thickness burn)
Cairan atau uap panas, api, minyak, bahan kimia, listrik tegangan tinggi
Putih berminyak sampai abu-abu dan kehitaman; kering dan tidak elastis; tidak memucat dengan penekanan
Terasa hanya dengan penekanan yang kuat
Tidak dapat sembuh (jika luka bakar mengenai >2% dari TBSA)
Risiko sangat tinggi untuk terjadi kontraktur

Tabel 2. Penilaian luas area tubuh menurut Lund-Browder
Area
Lahir-1 tahun
1 – 4 tahun
5 – 9 tahun
10 – 14 tahun
15 tahun
dewasa
http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=33

Posted in Weblogs | No Comments »

*
Search for:
*
Pages:
o About
*
Archives:
o February 2008
*
Categories:
o Weblogs (1)
*
Blogroll
o Friendster Blogs
*
Meta:
o Log in
o Friendster
o RSS
o Comments RSS

Entries (RSS) and Comments (RSS).

Categories: Kesehatan | Leave a comment

Prinsip-prinsip terapi antibiotika

Asumsi Dasar Pemakaian Antibiotik

  • Sifat toksisitas selektif : membunuh mikroorganisme yang menginvasi host tanpa merusak sel host.
  • Toksisitas Antibiotik lebih bersifat relatif daripada absolut : perlu kontrol konsentrasi obat secara hati-hati sehingga dapat ditolerir tubuh.

Seleksi Obat Antimikroba

Dasar pertimbangan (ideal) :

  • Identifikasi & sensitivitas organisme,
  • Tempat infeksi,
  • Status pasien (umur, BB, keadaan patologis, kehamilan & laktasi),
  • Keamanan antibiotik,
  • Biaya.

Dalam prakteknya :

  • Terapi empirik sebelum identifikasi organisme.
  • Berdasar bukti-bukti ilmiah & pengalaman, dengan mempertimbangkan : mengutamakan obat bakterisid, memilih obat dengan daya penetrasi baik (jaringan tubuh, sistem saraf pusat), memilih obat dengan frekuensi pemberian rendah (drug compliance), mengutamakan obat dengan pengikatan protein rendah, tidak merutinkan penggunaan antibiotik mutakhir (misalnya sefalosporin gen-3) agar terjamin ketersediaan antibiotik yang lebih efektif bila dijumpai resistensi)

Pemberian AB :

  • Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC kuman. Untuk mencapai kadar puncak obat dlm darah, kalau perlu dengan loading dose (ganda) dan dimulai dengan injeksi kemudian diteruskan obat oral.
  • Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t½) obat. Bila t½ pendek, maka frekuensi pemberiannya sering.
  • Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua kuman telah mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap.

Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja

Bakteriostatika :

  • Menahan pertumbuhan & replikasi bakteri pada kadar serum yang dapat dicapai tubuh pasien.
  • Membatasi penyebaran infeksi saat sistem imun tubuh bekerja memobilisasi & mengeliminasi bakteri patogen.
  • Misalnya : Sulfonamid, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolid, Linkomisin.

Bakterisid :

  • Membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup & diturunkan.
  • Pembagian : a) Bekerja pd fase tumbuh kuman, misalnya : Penisilin, Sefalosporin, Kuinolon, Rifampisin, Polipeptida. b) Bekerja pada fase istirahat, misalnya : Aminoglikosid, INH, Kotrimoksazol, Polipeptida.

Spektrum Antimikroba

  • Spektrum Sempit : bekerja hanya pada mikroorganisme tunggal / grup tertentu. Misalnya, Isoniazid untuk mikobakteria.
  • Spektrum Sedang : efektif melawan organisme Gram (+) & beberapa bakteri Gram (-). Misalnya, Ampisilin.
  • Spektrum Luas : mempengaruhi spesies mikroba secara luas. Misalnya, Kloramfenikol & Tetrasiklin.

Kombinasi Obat-Obat Antimikroba

Pemberian AB tunggal lebih dianjurkan untuk :

  • Organisme penyebab infeksi spesifik.
  • Menurunkan kemungkinan superinfeksi.
  • Menurunkan resistensi organisme.
  • Mengurangi toksisitas

Pemberian Antibiotik kombinasi untuk keadaan khusus :

  • Infeksi campuran.
  • Ada risiko resistensi organisme, misalnya pada TBC.
  • Keadaan yang membutuhkan AB dengan dosis besar, misalnya sepsis, dan etiologi infeksi yang belum diketahui.

Keuntungan Pemberian Antibiotik kombinasi :

  • Efek sinergistik / potensiasi, misalnya : a) Betalaktam + Aminoglikosid; b) Kotrimoksazol (Sulfametoksazol + Trimetoprim); c) MDT pada AIDS (AZT + Ritonavir + 3TC).
  • Mengatasi & mengurangi resistensi, misalnya : a) Amoksisilin + Asam klavulanat; b) Obat-obat TBC & lepra; c) MDT pada AIDS.
  • Mengurangi toksisitas, misalnya : Trisulfa + sitostatika.

Kerugian Pemberian Antibiotik kombinasi :

  • Antagonisme pada penggunaan bakteriostatika & bakterisid yang bekerja pada fase tumbuh.

Resistensi Obat

Definisi “resisten” :

  • Bila pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat oleh antibiotik pada kadar maksimal yang dapat ditolerir host.

Penyebab resistensi :

  • Perubahan genetik,
  • Mutasi spontan DNA,
  • Transfer DNA antar organisme (konjugasi, transduksi, transformasi),
  • Induksi antibiotik.

Perubahan ekspresi protein pada organisme yang resisten :

  • Modifikasi tempat target,
  • Menurunnya daya penetrasi obat (adanya lapisan polisakarida, adanya sistem efluks),
  • Inaktivasi oleh enzim.

Antibiotika Profilaktik

  • Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi, bukan untuk pengobatan infeksi.
  • Lama pemberian ditentukan oleh lamanya risiko infeksi.
  • Dapat timbul resistensi bakteri & superinfeksi.

Komplikasi Terapi AB

  • Hipersensitivitas, misalnya pada pemberian Penisilin berupa reaksi alergi ringan (gatal-gatal) hingga syok anafilaktik.
  • Toksisitas langsung, misalnya pada pemberian Aminoglikosid  berupa ototoksisitas.
  • Superinfeksi, misalnya pada pemberian antibiotik spektrum luas atau kombinasi akan menyebabkan perubahan flora normal tubuh sehingga  pertumbuhan organisme lain seperti jamur menjadi berlebihan dan resistensi bakteri.

Klasifikasi Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :

  • Inhibitor metabolisme asam folat (antagonisme kompetisi).
  • Inhibitor sintesis dinding sel, misalnya betalaktam, vankomisin.
  • Inhibitor sintesis membran sel.
  • Inhibitor sintesis protein sel, misalnya tetrasiklin, aminoglikosid, makrolid, klindamisin, kloramfenikol.
  • Inhibitor sintesis / fungsi asam nukleat, misalnya fluorokuinolon, rifampin.
Categories: artikel kesehatan, Kesehatan | 4 Comments

Belajar baca resep dokter yuk!!

Setiap berobat ke dokter pastilah sang dokter akan mendiagnosa penyakit dan kemudian akan menuliskan resep untuk kita tebus. Selanjutnya kita akan langsung meluncur ke Apotek terdekat untuk menebus dan membayarnya . betul??

Sekarang setelah mendapat resep dari dokter ada baiknya kita melihat isi dari resep. Saya yakin sebagian atau bahkan hampir semua dari kita tidak bisa membaca resep dari dokter *hehehe udah janjian ama saya*.

Dulu tulisan cakar ayam dokter dimaksudkan agar si pasien sengaja tidak tahu tapi dengan sejalannya waktu saya berpikir sebagai orang yang tahu akan obat, sebaiknya pasien berhak untuk mengetahui obat apa yang diberikan. ada yang setuju?

apa sih sebenarnya resep? resep ada sebuah permintaan dokter kepada seorang apoteker/ farmasis untuk mengambil sejumlah tertentu obat.

tab dibaca tablet… artinya tablet
cap dibaca capsul… artinya capsul
fl dibaca flesh… artinya botol
pulv dibaca pulveres… artinya puyer
NO dibaca nomero…. artinya sejumlah
s dibaca signa… artinya gunakan
dd dibaca (lupa)… artinya dalam satuhari (n) kali
dtd dibaca da tales doses… artinya sesuai dengnan dosis tersebut sebanyak
PRN dibaca pro renata … artinya digunakan bila diperlukan
ue dibaca usus externus… artinya digunakan sebagai obat luar
gtt dibaca gutata… artinya tetes
cth dibaca (lupa)… artinya sendok teh
C dibaca (lupa)… artinya sendok makan
Corig dibaca (lupa)… artinya sendok takar yang tersedia dari obat tersebut
pc dibaca post cunam… artinya sesudah makan
ac dibaca ante cunam… artinya sebelum makan
imm dibaca in manu medici… artinya ditangan dokter
msf dibaca (lupa)… artinya campurlah menjadi (klau tidak salah)
CITO… artinya segera
PIM … artinya sangat segera dibutuhkan bila tidak diberikan mengancam nyawa sebenarnya masih banyak namun bahasa resep ini pusing sekali… jadi kitabelajar yang standar saja…
idealnya sih resep dituliskan dalam huruf cetak bukan huruf sambung agar bisa dibaca…dalam resep itu harus ada
1. nama dokter
2. tempat praktek, nomor telepon
3. tempat dan tanggal pemberian
4. paraf untuk setiap satu jenis obat yang diberikan atau tanda tangan untukobat golongan narkotik
5. nama penerima resep
6. usia
contoh resep:dr. Farian
Klinik Aduhai
Jl antah berantah No 232
Telep 085xxxxxxx
Jakarta, 18 Januari
07
R/ paracetamol tab no X
S 3 dd tab I PRN
—————————————— ian (paraf)
R/ betadin antiseptic tub no I
S ue
—————————————— ian (paraf)
pro: Mr. ABCDEFG
usia: 25 tahun
nah cara baca resepnya adalah sbb:
resep 1:
resipe paracetamol tablet nomero X (lupa bahasa latinnya)
signa 3 dd (lupa cara bacanya) tablet I (lupa bahasa latinnya), PRO RENATA
artinya ambilah parasetamol kemasan tablet sebanyak 10, gunakan 3 kali
sehari bila diperlukan

resep 2:
rseipe betadine antiseptic tube nomero I
signa usus externus
artinya ambilah betadin antiseptik kemasan tube sebanyak 1 buah, gunakan
sebagai obat luar ini langsung resep aja ya…
R/ Amoksisilin 250 mg/5 mL syr fl no I
S 3 dd cth (5 mL) no I
——————————————– ian (paraf)
dibaca ambillah amoksisilin kemasan sirup 250mg/5 mL sebanyak 1 botol
gunakan 3 kali satu sendok teh (yang berukuran 5 mL)
note: bila sediaan sirup tidak ditulisakn maka berarti maksudnya sediaan
yang terkecil, misalkan amoksisilin ada dua kemasan yang 125 dan 250/5 mL,
kalau tidak ditulis berarti yang 125mg/5 ML
ini contoh resep racikan (yang seharusnya gak boleh)
R/ amoksisilin 200mg
deksametason 40mg
teofilin 10 mg
msf da pulv dtd no XX
S 3 dd pulv I
———————————————- bkn ian (paraf)
dibaca ambilah amkosisilin sebanyak 200mg, deksamtason sebbanyak 40 mg,
teofilin 10 mg, campourlah menjadi kemasan bubuk sesuai dengan dosis
tersebut sebanyak 20 bungkus, gunakan 3 kali 1 bungkus puyer

Setelah kita menerima obat jangan lupa bertanya obat apa yang diberikan dan apa isinya dan aturan pakainya. bertanyalah karena sekarang udah ada yang namanya pelayanan pharmaceutical care.

Jika kita mendapat resep yang sampai 5 item lebih kita harus bertanya-tanya apakah isinya mengapa sampai banyak begitu, karena menurut saya itu namanya Polifarmasi. Poifarmasi artinya obat banyak. Obat yang terlalu banyak diberikan. Biasanya tulisan R/ pertama dan kedua adalah bahan yang berkhasiat untuk menyembuhkan dan R/ ketiga dan keempat untuk tambahan atau diberikan vitamin tambahan. Gitu deh…

Categories: artikel kesehatan, gawean gw, Kesehatan | 5 Comments

Create a free website or blog at WordPress.com.